10 Jenis Kimono untuk Wanita
Tahukah Anda bahwa berbagai model kimono dipakai pada kesempatan yang berbeda? Kimono yang dikenakan pada pernikahan dan kimono yang dikenakan untuk upacara minum teh berbeda. Selain itu, wanita yang sudah menikah mengenakan model kimono yang berbeda dengan wanita single. Selangkapnya, baca artikel ini sampai selesai, ya.
This post may contain affiliate links. If you buy through them, we may earn a commission at no additional cost to you.
Kita semua tahu bahwa kimono adalah pakaian tradisional Jepang yang sering dipakai pada acara-acara khusus, sebagian besar oleh wanita. Kimono wanita telah menjadi tren mode, tidak hanya di kalangan orang Jepang saja, tetapi banyak orang asing pun tertarik untuk memakainya.
Jadi, sebelum memilih kimono Anda, mari kita lihat beberapa model yang tersedia. Pastikan Anda mengenakannya pada waktu dan acara yang tepat.
1. Furisode
Furisode dipakai oleh wanita yang belum menikah. Pada dasarnya, furisode berarti lengan berayun, karena lengan panjangnya mengayun sekitar 39 hingga 42 inci ke bawah. Mereka dihiasi dengan pola warna yang menutupi seluruh bahan. Semakin panjang lengannya maka semakin formal furisode itu. Ini adalah pakaian paling formal untuk wanita single kenakan pada acara-acara khusus, termasuk Hari Kedewasaan, pemungutan suara, upacara pernikahan (kerabat wanita yang belum menikah dari keluarga pengantin wanita), dan upacara minum teh.
2. Komon
Komon (小紋, secara harafiah berarti pola kecil) dipakai oleh wanita yang sudah dan belum menikah. Komon memiliki pola yang menutupi seluruh kimono, tetapi tanpa arah atau tata letak tertentu. Kimono sutra adalah jenis komon yang paling tidak formal.
3. Tomesode
Tomesode (留袖, secara harafiah berarti lengan yang dikencangkan) adalah kimono paling formal yang dikenakan oleh wanita yang sudah menikah. Tomesode selalu memiliki lambang, dan polanya, yang menggabungkan warna emas dan perak, hanya ada di bawah pinggang. Ada dua jenis tomesode, yaitu kuro (黒, black) dan iro. Tomesode kuro adalah yang paling formal dan selalu memiliki lima lambang. Mereka dikenakan oleh tamu-tamu di acara-acara formal seperti pernikahan. Iro tomesode dapat menggunakan warna dasar selain hitam, dan bisa memiliki satu, tiga atau lima lambang.
4. Susohiki/Hikizuri
Dipakai oleh geisha atau penampil tarian tradisional Jepang. Dibandingkan dengan kimono biasa, Susohiki/Hikizuri lebih panjang dan menjuntai ke lantai.
5. Odori Katamigawari
Odori berarti menari, jadi ini adalah kimono penari tradisional Jepang. Katamigawari berarti setengah dan setengah, mengacu pada kimono ini yang dibuat dengan dua desain berbeda (setengah-setengah), mungkin lebih sering dilihat pada odori kimono daripada yang lain. Banyak odori kimono bergaya tsukesage, houmongo atau komon. Odori Katamigawari sering menggunakan kain sintetis sehingga dapat dicuci secara teratur dan paling sering dibuat tidak bergaris atau hanya garis bawah untuk menjaga penari tetap nyaman.
6. Iromuji
Iromuji (色無地, secara harafiah berarti warna poloas) adalah kimono tanpa pola dalam kimono berwarna tunggal yang dipakai oleh wanita yang sudah dan belum menikah. Paling tepat dikenakan pada saat upacara minum teh. Formalitasnya ditentukan oleh ada atau tidaknya dan jumlah lambang.
7. Mofuku
Mofuku adalah pakaian berkabung yang dikenakan oleh pria dan wanita. Mereka menggunakan sutra hitam polos dengan lima lambang di atas pakaian dalam putih dan tabi putih. Untuk wanita, obi dan aksesoris lain juga berwarna hitam. Pakaian berkabung serba hitam ini dipakai oleh keluarga atau orang-orang terdekat almarhum.
8. Yukata
Yukata dipakai ketika pergi ke festival di musim panas. Yukata memiliki warna cerah dan desain sederhana. Ini adalah kimono katun dan tidak bergaris yang dipakai secara informal oleh pria, wanita, dan siapa saja dari segala usia. Dibandingkan dengan jenis kimono lain, Yukata lebih mudah dipakai dan dirawat, serta harganya tidak terlalu mahal. Di Vietnam, kimono jenis ini sangatlah populer, yang jelas, mereka kebanyakan dipakai di festival manga dan cosplay.
9. Houmongi
Houmongi, kadang-kadang dieja homongi, sering memiliki pola di sekitar ujung dan lengan, atau di atas body kimono. Pada houmongi, polanya berada di atas jahitan. Houmongi berarti pakaian untuk berkunjung dan tidak terlalu formal dibandingkan tomesode, tetapi lebih formal dari kimono tsukesage atau komon.
10. Uchikake
Kimono yang sangat formal, hanya dikenakan oleh pengantin atau penampil di atas panggung. Biasanya serba putih atau sangat penuh warna dengan merah sebagai warna dasarnya. Uchikake harus dipakai di luar kimono yang sebenarnya dan tidak pernah diikat dengan obi.
The information in this article is accurate at the time of publication.