Wisata Kuliner! 11 Makanan Aneh di Jepang yang Wajib Dicoba
Bagi pecinta kuliner, sushi, ramen, tempura, dan makanan Jepang lainnya sudah umum dicoba karena rasanya yang lezat. Namun, bagaimana jika Anda mencoba sesuatu yang berbeda dan sedikit menantang? Beberapa makanan berikut ini tidak dikonsumsi di semua daerah di Jepang, tetapi selagi Anda berada di sana, tidak ada salahnya mencicipi makanan langka mereka yang lezat dan tidak biasa.
This post may contain affiliate links. If you buy through them, we may earn a commission at no additional cost to you.
Kebanyakan makanan lezat ini hanya dikonsumsi di daerah-daerah tertentu di Jepang. Jadi, orang Jepang rata-rata hanya pernah mencoba tiga sampai lima makanan pada daftar di bawah. Saya sendiri hanya pernah mencicipi tiga makanan, dan di antara ketiga makanan itu, natto serta shirasu rutin saya makan. Sama halnya dengan buah durian yang tidak semua orang Indonesia suka, makanan lezat berikut ini juga tidak disukai semua orang Jepang. Akan tetapi, mencoba berbagai kuliner adalah pengalaman yang seru dan menyenangkan untuk dilakukan saat liburan, dan sebagai seorang traveler sejati, Anda wajib mencoba salah satu atau beberapa di antaranya. Lalu, Anda bisa menceritakan pengalaman seru itu kepada teman-teman setelah Anda kembali pulang ke rumah!
1. Natto
Masafumi Iwai/FlickrNatto adalah kedelai hasil fermentasi yang memiliki aroma cukup kuat dan tekstur yang agak berlendir. Tiga puluh tahun yang lalu, orang-orang di Jepang barat tidak umum mengonsumsinya. Namun, sekarang manfaat kesehatan natto sudah banyak diberitakan dan orang-orang dapat dengan mudah membelinya di supermarket di seluruh Jepang. Natto mengandung protein yang tinggi, vitamin K, dan serat makanan yang baik untuk tubuh. Mungkin sulit bagi pemula untuk langsung memakan natto, tetapi Anda tidak perlu khawatir karena Anda bisa mencobanya dalam bentuk natto-maki (sushi roll isi natto).
2. Shirasu
nansei/FlickrShirasu adalah bayi ikan, biasanya bayi ikan sarden, unagi, herring, sand lance Jepang, atau ayu. Bisa dimakan mentah atau kering setelah dibaluri garam. Anda dapat menyantap semua bagian ikan karena tulang-tulangnya belum tumbuh sempurna. Shirasu memiliki kandungan protein dan kalsium yang tinggi. Saya tidak pernah menganggapnya makanan yang aneh karena saya sudah memakannya sejak kecil, tetapi ketika melihatnya di foto, saya bisa mengerti mengapa orang merasa aneh atau geli dengan semua mata kecil itu. Memberikan manfaat kesehatan yang baik, shirasu juga digunakan dalam makanan padat untuk bayi.
3. Inago no tuskudani
Inago, sejenis belalang yang biasa dikonsumsi di Nagano dan daerah pegunungan lainnya ketika seafood tidak tersedia di masa lalu. Pertama-tama, Inago digoreng di dalam panci, lalu direbus dengan air mendidih selama beberapa waktu sebelum dimasak bersama kecap asin dan gula untuk menghasilkan hidangan tsukudani. Di daerah lain, tsukudani terbuat dari ikan kecil, kerang, dan rumput laut.
4. Kurage (Ubur-ubur)
PIXTAUbur-ubur dapat dimakan mentah atau kering. Alih-alih seperti jeli, ubur-ubur justru memiliki tekstur yang renyah. Perlu diketahui bahwa hanya ada enam jenis ubur-ubur yang bisa dimakan. Jadi, penting untuk mengetahui jenisnya. Meskipun tidak kaya rasa, teksturnya masih dapat dinikmati.
5. Namako (Teripang)
yamauchiWalaupun penampilannya tidak begitu menarik, teripang adalah salah satu dari tiga besar makanan lezat Jepang, bersama dengan landak laut dan telur ikan mullet kering. Teripang telah dimakan oleh orang Jepang selama lebih dari seribu tahun, dan seringnya disantap mentah dengan cuka untuk menikmati kerenyahannya yang unik. Anda juga dapat membeli teripang kering dan teripang kelas atas yang harganya bisa mencapai $150 untuk 70gr.
6. Kamenote (Teritip Angsa Jepang)
PIXTAKamenote, yang berarti tangan kura-kura, adalah sejenis kerang yang ditemukan di pantai berbatu. Umumnya dimakan di wilayah selatan Jepang. Orang-orang sering memasukkan kamenote ke dalam sup miso atau memasaknya dalam air garam. Meskipun berasal dari spesies berbeda, teritip angsa yang mirip dengan kamenote juga dikonsumsi di Spanyol dan Portugal.
7. Suppon (Kura-kura Cangkang Lunak)
PIXTAMenurut penemuan arkeologi, suppon, kura-kura cangkang lunak, dimakan oleh orang Jepang sejak pertengahan zaman Jomon (2500-1500 SM). Kini, suppon sering dikonsumsi sebagai nabe (hot pot), suimono (sup jernih), atau zosui (risotto Jepang) karena kaldu yang dibuat dari suppon rasanya lezat. Cangkangnya dipercaya mengandung zat afrodisiak, jadi biasanya dikeringkan dan dibuat menjadi bubuk untuk diminum.
8. Basashi (Daging Kuda)
hiro/FlickrDaging kuda dikonsumsi di banyak negara di seluruh dunia, tetapi sebagian besar di antaranya bukan negara-negara yang berbahasa Inggris. Oleh karena itulah mereka menganggap basashi sebagai makanan aneh atau tidak biasa. Uniknya, daging kuda dimakan mentah sebagai sashimi di Jepang dengan parutan jahe dan kecap asin.
9. Funazushi
toyohara/FlickrFunazushi, funa sushi yang difermentasi, adalah makanan lezat dari Prefektur Shiga yang sudah dikonsumsi sejak zaman Nara (710-794 SM). Bahan-bahan yang digunakan cukup sederhana, hanya ikan, garam, dan nasi. Saat proses pembuatan, ikan dibersihkan dengan hati-hati agar bagian tubuh dan telurnya tetap utuh. Kemudian, ikan tuna dimarinasi dengan garam di dalam tong selama dua atau tiga bulan. Setelah dimarinasi, ikan funa dicuci dan dikemas dengan nasi, lalu disimpan kembali ke dalam tong dan dibiarkan selama satu hingga tiga tahun. Namun, ikan funa biasanya diiris tipis dan dimakan begitu saja.
10. Kusaya
PIXTAKusaya adalah ikan asin kering yang diproduksi di Kepulauan Izu. Kusaya dibuat dengan memarinasi ikan dalam kusaya-jiru (mirip dengan bumbu ikan) selama 8-20 jam, lalu dicuci dengan air segar. Terakhir, kusaya dikeringkan di bawah matahari selama satu sampai dua hari. Pada zaman Edo, makanan ini diberikan kepada Shogun sebagai hadiah. Terkenal karena aromanya yang unik.
11. Shiokara
ayustety/FlickrShiokara adalah makanan yang terbuat dari hasil fermentasi dan maturasi organ dalam ikan sotong. Cocok disantap dengan sake Jepang.
The information in this article is accurate at the time of publication.