12 Taman Paling Indah yang Tidak Boleh Anda Lewatkan Saat Berkunjung ke Jepang
Liburan Anda ke Jepang tidak akan lengkap jika belum mengunjungi salah satu taman tradisionalnya. Keindahan taman Jepang memang telah terbukti memikat banyak wisatawan. Mengingat kekayaan alam yang dimiliki Jepang, tidaklah sulit untuk mengetahui alasannya. Taman-taman di Jepang sering di tata rapi untuk berjalan-jalan dan ada yang dipenuhi lumut. Meskipun masing-masing menawarkan pesona berbeda, semua dirancang dengan sangat detail dan dirawat sebaik mungkin agar memberikan wawasan tentang budaya tradisional Jepang yang dapat dinikmati siapa saja. Pada artikel ini, kami akan memperkenalkan 12 taman Jepang yang tidak boleh dilewatkan oleh setiap pengunjung!
This post may contain affiliate links. If you buy through them, we may earn a commission at no additional cost to you.
1. Taman Kenrokuen - Taman Lanskap Paling Bernilai di Jepang (Prefektur Ishikawa)
Taman Kenrokuen yang indah di Kanazawa, Prefektur Ishikawa, adalah contoh luar biasa dari taman tradisional Jepang pada zaman Edo (1603 - 1868). Pengunjung dapat menikmati satu demi satu pemandangan yang berbeda dari jalan setapak di sekitar kolam taman. Dibangun pada akhir tahun 1600-an oleh keluarga Maeda, penguasa feodal yang memerintah daerah tersebut, taman ini dirawat dengan baik selama beberapa generasi. Nama "Kenrokuen" secara harfiah berarti "Taman Enam Kualitas", yang menampilkan enam karakteristik penting yang membentuk kesempurnaan: air mengalir, area yang luas, pengasingan, kecerdikan, pemandangan indah, dan suasana kuno. Taman Kenrokuen termasuk salah satu dari tiga taman paling terkenal, dan terletak di sebelah reruntuhan Kastil Kanazawa lama karena dulu pernah menjadi taman luar kastil tersebut.
Salah satu atraksi yang paling terkenal di sini adalah Kolam Kasumiga dan lentera Kotoji, lentera batu yang mengapung di air. Membentang di area seluas 11,4 hektar, Kenrokuen memiliki banyak hal menarik untuk dijelajahi di setiap musim! Pengunjung dapat menikmati keindahan bunga plum dan sakura di musim dingin, panorama berwarna-warni dari azalea dan iris yang mencolok di antara tanaman hijau di musim panas, rona merah dedaunan di musim gugur, dan pemandangan pohon-pohon pinus Jepang tertutup salju yang dilindungi dengan "yukizuri" (metode tradisional untuk melindungi pohon agar tidak rusak karena salju) di musim dingin.
2. Kuil Tenryuji - Salah Satu Taman Zen Paling Penting di Kyoto (Prefektur Kyoto)
Dirancang oleh biksu Zen bernama Muso Soseki di pertengahan abad ke-14, taman di dalam Kuil Tenryuji di Arashiyama, Kyoto, menampilkan kolam dan taman Zen. Mengelilingi Kolam Sogenchi yang indah, jalan setapak di sini memungkinkan pengunjung untuk mengagumi pemandangan dari perspektif yang berbeda. Pasir putih yang ditata apik mewakili pola ombak yang lembut, sedangkan bebatuan yang disusun di sekitar kolam menggambarkan garis pantai Cina. Taman yang telah mempertahankan bentuk dan keindahan aslinya selama berabad-abad ini terletak di kaki perbukitan berhutan di Arashiyama. Mengimplementasikan teknik yang disebut "Shakkei" (menyelaraskan pemandangan sekitar dengan komposisi taman), lanskap perbukitan di sekitar dimasukkan ke dalam desain taman yang menambah kesan mendalam. Ada pula lanskap air terjun, jembatan batu alam, dan formasi batuan mengesankan yang meniru Air Terjun Gerbang Naga di Sungai Kuning di Cina.
Sebagai contoh awal desain taman Zen, taman ini mengandung makna sejarah dan menghadirkan perasaan damai. Pengunjung dapat duduk di bangku kayu di depan kolam sambil membenamkan diri dalam suasana taman yang tenang, dan menjelajahi bangunan kuil yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Banyak orang yang berkunjung pada musim gugur untuk melihat warna-warna indahnya dan bunga sakura di musim semi.
3. Kuil Ryoanji - Taman Batu Paling Terkenal di Jepang (Prefektur Kyoto)
Taman luas di Kuil Ryoanji di Kyoto mencakup taman batu Zen persegi panjang dan datar seluas 248 meter persegi, yang mungkin saat ini menjadi taman batu paling terkenal di Jepang, serta ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Awalnya, Kuil Ryoanji adalah vila bangsawan, tetapi diubah menjadi kuil Zen pada tahun 1450 oleh Hosokawa Katsumoto, seorang panglima perang penting di Keshogunan Ashikaga. Tidak jelas kapan taman batu itu dibangun, siapa yang mendesainnya, atau apa niat perancangnya.
Taman batu dirancang rumit untuk memastikan bahwa, dari sudut mana pun, hanya 14 dari 15 batu yang akan terlihat. Orang-orang menginterpretasikan keunikan tata letak ini dalam berbagai cara. Menurut salah satu teori, itu merepresentasikan beberapa gunung yang naik dari laut. Teori lain mengatakan bahwa tata letak tersebut menunjukkan seekor singa yang menyeberangi sungai bersama anak-anaknya. Di sisi lain, sejumlah orang berpikiran bahwa keunikan yang ditampilkan merujuk pada ketidaksempurnaan manusia. Oleh karenanya kita tidak mungkin melihat semua batu di taman pada saat yang bersamaan. Kecuali lumut yang tumbuh di dasar bebatuan, tidak ada tanaman atau fitur yang menghiasi taman batu ini karena memang dimaksudkan untuk dilihat dari dek di depan kuil utama. Di sana, pengunjung dapat duduk dan merenungkan keindahan yang lahir dari kesederhanaan, serta mengalami prinsip-prinsip meditasi Zen.
4. Kuil Saihoji - Taman Lumut Memesona di Kyoto (Prefektur Kyoto)
Kuil Saihoji di Kyoto lebih dikenal dengan sebutan "Kokedera" (Kuil Lumut) berkat 120 jenis lumut yang menyelimuti taman kuil yang tenang. Sebelum dijadikan kuil Zen pada zaman Nara dan masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO, Kuil Saihoji adalah vila Pangeran Shotoku. Kuil ini kemudian direnovasi menjadi kuil Zen oleh biksu Muto Soseki pada tahun 1339. Tumbuhnya lumut di seluruh taman dianggap sebagai "kecelakaan" yang membahagiakan pada zaman Meiji (1868 - 1912). Apalagi mengingat pemandangan itu bukan bagian dari desain asli, melainkan peristiwa alami yang terjadi karena kuil kekurangan dana untuk memelihara taman. Benar atau tidak, bagaimanapun juga rona hijau lumut telah menciptakan dunia ajaib di taman kuil yang terletak di lereng gunung.
Taman lumut dibagi menjadi dua area. Area pertama adalah lanskap kering, sementara area bawah menampilkan jalan setapak di sekitar kolam yang berbentuk seperti kanji untuk "hati". Saat menjelajahi taman, pengunjung akan dimanjakan dengan nuansa hijau yang terlihat lebih hidup setelah hujan, dan dibuat terpana oleh keindahan bunga-bunga musiman, termasuk iris, hydrangea, dan lotus. Anda juga berkesempatan mengikuti berbagai kegiatan kuil, mulai dari melantukan dan menyalin kitab suci Buddha, mengunjungi aula utama, atau melakukan meditasi Zen.
5. Kuil Entsuji - Contoh Menakjubkan dari Taman "Shakkei" di Kyoto (Prefektur Kyoto)
Dibangun di lokasi bekas vila kekaisaran, Kuil Entsuji di Kyoto paling dikenal dengan penerapan teknik "shakkei" yang terampil di tamannya. Di sini, lanskap alam di sekitar menyatu harmonis dengan pagar tanaman yang rendah, semak belukar, dan batu-batu taman yang tertutup lumut. Ketika memandang ke taman, pengunjung hanya akan disuguhi pemandangan alam dan pemandangan indah, yang sangat langka belakangan ini. Kuil Entsuji juga membuat taman datar yang kering dengan bebatuan dan lumut untuk menunjukkan keindahan lanskap yang datar sempurna. Untuk meningkatkan siluet datarnya, perancang menempatkan semua batu secara horizontal.
Gunung Hiei menjadi komponen penting dalam desain taman, yang diatur untuk memastikan tidak ada bangunan atau struktur yang berada satu jangkauan dengannya. Oleh karena alasan ini, pohon-pohon di taman ditata sedemikian rupa agar pengunjung dapat melihat kontur gunung yang dibingkai indah oleh tanaman hijau. Taman Kuil Entsuji juga dihargai karena pemandangan musim gugurnya yang menakjubkan. Jadi, pastikan Anda datang di bulan-bulan musim gugur.
6. Katsura Imperial Villa - Taman Berestetika Tinggi yang Didedikasikan untuk Keluarga Kekaisaran (Prefektur Kyoto)
Katsura Imperial Villa dirancang untuk menjadi vila Jepang yang ideal, dengan menggabungkan detail desain yang terampil, pohon-pohon eksotis seperti palem, dan danau dengan garis pantai indah yang memungkinkan Anda melihat panorama luar biasa saat berjalan-jalan santai. Taman zaman Edo ini dianggap sebagai sebuah mahakarya taman Jepang. Ditugaskan oleh Pangeran Toshihito, dikembangkan di bawah bimbingan putranya - Pangeran Toshitada, dan diperluas oleh dua generasi keluarga selama awal dan pertengahan abad ke-17, taman tersebut memadukan berbagai gaya yang terinspirasi dari kuil Shinto serta filosofi dan estetika Zen Buddhisme.
Di dalam taman terdapat kolam besar yang berkelok-kelok, menciptakan beberapa ceruk, pulau, dan pemandangan rahasia. Berbagai bangunan seperti vila utama dan teahouse dapat ditemukan di lokasi-lokasi strategis berpemandangan indah di dekitar taman, sedangkan batu-batu pijakan dan jembatan menghubungkan jalan setapak. Sejak lama dikagumi, taman di Katsura Imperial Villa menjadi dasar bagi banyak taman zaman Edo.
7. Okayama Korakuen - Taman Jepang dengan Pemandangan Kastil Okayama yang Spektakuler (Prefektur Okayama)
Terletak di tikungan Sungai Asahi di seberang Kastil Okayama yang mengesankan, Okayama Korakuen adalah salah satu taman tradisional paling terkenal di Jepang. Dibangun untuk Daimyo Ikeda Tsunamasa pada akhir abad ke-17, taman ini mencakup area seluas 13 hektar yang utamanya digunakan untuk hiburan dan bersantai.
Kepemilikan taman kemudian diserahkan kepada Prefektur Okayama di tahun 1884, dan sejak itu dibuka untuk umum sebagai taman jalan-jalan. Okayama Korakuen sangat istimewa karena menampilkan sejumlah halaman rumput yang luas di samping kolam, jembatan, bukit berbalut azalea, dan beberapa struktur taman. Anda juga akan menemukan kelompok pohon plum dan ceri yang mewarnai taman dengan warna-warna lembutnya ketika mekar, pohon maple yang menciptakan pemandangan cerah, ladang teh dan padi, serta kandang burung bangau. Saat berkunjung, pastikan Anda meluangkan waktu mampir ke teahouse untuk menikmati teh matcha dan berjalan-jalan di atas Bukit Yuishinzan untuk melihat panorama seluruh taman. Sebagian besar jalur memutar di sini mencapai beberapa kilometer, jadi pakailah sepatu yang nyaman!
8. Taman Ritsurin - Taman yang Memadukan Keindahan Pohon Pinus Jepang, Kolam, dan Jembatan (Prefektur Kagawa)
Selesai tahun 1745, proses pembangunan Taman Ritsurin membutuhkan waktu hampir 100 tahun, dan kini dikenal sebagai salah satu taman terindah di Jepang. Taman Ritsurin dirancang megah, dengan banyak kolam, jembatan, bukit, dan pinus hitam yang dipahat indah. Semuanya dipelihara selama lebih dari 300 tahun. Atraksi yang paling impresif di sini adalah Neagari Goyo-Matsu, pinus putih Jepang yang awalnya hanya sebuah bonsai ketika shogun ke-11 memberikannya kepada Domain Takamatsu (domain feodal di Prefektur Kagawa saat ini) pada tahun 1883, tetapi sekarang telah tumbuh menjadi sebuah pohon besar. Dengan Gunung Shiun yang tampak menakjubkan sebagai latar belakang, ditambah dengan sejumlah struktur taman yang memenuhi area seluas 75 hektar, kunjungan Anda pasti akan berkesan.
Sorotan di Taman Ritsurin meliputi Kikugetsu-tei Teahouse yang merupakan tempat sempurna untuk Anda menikmati teh matcha sambil menyelami keindahan taman, dan Bukit Hirai-ho, spot paling ideal untuk mengagumi pemandangan terbaik taman. Pengunjung juga berkesempatan melihat taman dari perspektif tidak biasa dengan menaiki perahu khas Jepang yang bergerak perlahan di kolam taman.
9. Museum Seni Adachi - Taman Jepang yang Menyatukan Alam dan Seni (Prefektur Shimane)
Taman seluas 10 hektar yang mengelilingi Museum Seni Adachi di Prefektur Shimane dirancang pada tahun 1970 oleh Nakane Kinsaku untuk pendiri museum, Adachi Zenko. Ia berharap dengan memadukan taman dan karya seni di satu tempat akan memperluas apresiasi masyarakat terhadap seni Jepang. Taman di sini didesain untuk menambah pengalaman dari mengunjungi museum, dan untuk menyempurnakan seni tradisional Jepang yang dipamerkan.
Taman tersebut dimaksudkan untuk membentuk "lukisan" alami jika dilihat dari jendela museum. Oleh karena itu, hanya beberapa bagian saja yang bisa diakses pejalan kaki. Ini merupakan konsep yang sangat modern. Meskipun sebagian besar taman berdesain tradisional, mengunjungi taman dan museum akan memberi Anda pengalaman yang sama sekali berbeda dari banyak taman besar lainnya di Jepang. Baik pemandangan taman maupun 1.300 koleksi karya seni berubah tergantung musim, jadi Anda selalu dapat melihat hal-hal baru dan berbeda saat berkunjung.
10. Taman Koishikawa Korakuen - Tempat Perasingan yang Damai dan Tersembunyi di Pusat Tokyo (Tokyo)
Terletak di Distrik Bunkyo, Tokyo, Koishikawa Korakuen selesai dibangun oleh penguasa feodal, Mitsukuni Tokugawa, pada abad ke-17. Dirancang di sekitar kolam dengan berbagai pangaturan yang mengekspos tempat-tempat indah terkenal di seluruh negeri. Sorotannya termasuk Jembatan Engetsukyo yang melengkung tajam, dan Jembatan Bulan Bulat, yang tercermin di air untuk menghadirkan citra bulan purnama.
Aspek lain yang menarik dari taman ini adalah penyatuan sawah, yang didesain untuk mengajari menantu perempuan Mitsukuni tentang sulitnya bertani, dan terus mengedukasi anak-anak tentang produksi beras hingga kini. Taman Koishikawa sangat istimewa karena terdapat banyak tanaman dan pohon berbunga yang menandai pergantian musim. Pemandangan taman akan semakin atraktif pada musim gugur, ketika warna cerah dedaunan dari pohon-pohon maple yang ditanam di dekat kolam terpantul di permukaan air. Koishikawa Korakuen juga terlihat indah di musim semi dengan pohon plum dan sakura yang bermekaran.
11. Taman Rikugien - Salah Satu Taman Lanskap Zaman Edo Paling Indah di Tokyo (Tokyo)
Taman zaman Edo lainnya, Rikugien, dibangun sekitar tahun 1700 oleh kepala penasihat shogun, Yanagisawa Yoshiyasu. Rikugien bila diterjemahkan berarti "taman enam puisi". Sesuai namanya, Anda dapat menemukan 88 pemandangan lanskap miniatur yang mereproduksi adegan di puisi-puisi terkenal saat berjalan-jalan di sekitar kolam besar di tengah taman. Teahouse, paviliun, bukit observasi, halaman rumput yang terawat rapi, dan pohon pinus berbentuk menanti kedatangan pengunjung ke taman indah ini.
Taman Rikugien juga dikenal dengan keindahan musim gugurnya. Pengunjung dapat memilih untuk mengagumi rona cerah dedaunan dengan duduk di Fukiage Chaya Tea House sambil minum teh matcha atau menikmati suasana yang sedikit berbeda di acara iluminasi taman di malam hari. Pemandangan taman di musim semi pun tidak kalah menawan karena Anda akan dimanjakan dengan cantiknya bunga sakura dan bunga azalea yang berwarna-warni.
12. Taman Hama-rikyu - Taman Jepang Unik di Tepi Laut yang Menghadap Teluk Tokyo (Tokyo)
Berada di tanah rawa reklamasi di Teluk Tokyo, Taman Hama-rikyu memiliki kolam air laut tidak biasa yang berubah saat pasang surut, dan menyajikan pemandangan bunga-bunga musim semi yang indah. Hama-rikyu pernah dimanfaatkan untuk banyak tujuan selama berabad-abad. Misalnya, digunakan sebagai kediaman penguasa feodal oleh adik laki-laki shogun Tokugawa ke-4 dan cagar perburuan unggas liar oleh keshogunan Tokugawa selama zaman Edo. Kemudian, mulai dari zaman Meiji, Hama-rikyu berfungsi sebagai taman jalan-jalan dan istana terpisah untuk keluarga kekaisaran hingga menjadi taman publik pada tahun 1946. Sejumlah elemen sejarah ini masih terlihat jelas di taman karena kondisinya tetap sama sampai sekarang.
Jika Anda mengatur waktu kunjungan tepat di awal musim semi, mungkin Anda dapat melihat pemandangan indah bunga plum dengan latar belakang bunga nanohana (rapeseed). Kontras antara pemandangan taman tradisional dan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang di Shiodome juga tampak begitu mengagumkan.
Kunjungi Taman Jepang Terbaik!
Taman-taman di atas merupakan contoh luar biasa dari keindahan taman tradisional Jepang, yang memperlihatkan warisan dan keterampilan berkebun. Dihiasi dengan bunga-bunga cantik dan dedaunan musim gugur yang memesona, semuanya menawarkan ruang terbuka yang tenang dan jauh dari kota modern. Di kota atau prefektur mana pun Anda berkunjung, pastikan untuk melihat daftar taman terindah di Jepang yang kami perkenalkan di sini dan temukan tempat favorit Anda sendiri!
Jika Anda ingin memberikan komentar pada salah satu artikel kami, memiliki ide untuk pembahasan yang ingin Anda baca, atau memiliki pertanyaan mengenai Jepang, hubungi kami di Facebook!
The information in this article is accurate at the time of publication.