20 Fakta yang Mungkin Tidak Anda Ketahui tentang Ukiyo-e (浮世絵)
Kemungkinan besar Anda sudah pernah melihat atau mendengar tentang Katsushika Hokusai (北斎葛飾), sosok yang melukis gambar ikonik "Big Wave". Ia merupakan salah satu seniman Ukiyo-e yang terkenal di Jepang. Namun, tahukah Anda apa itu Ukiyo-e? Berikut adalah 20 fakta yang akan memberikan Anda pengetahuan lebih dalam mengenai Ukiyo-e, sebuah genre seni unik yang berkembang di Jepang selama zaman Edo!
This post may contain affiliate links. If you buy through them, we may earn a commission at no additional cost to you.
1. Ukiyo-e adalah genre seni yang dikembangkan selama periode Edo.
Curly Turkey/Wikimedia CommonsUkiyo-e merupakan teknik melukis pada kertas washi. Mereka menggunakan warna-warna cerah dan berhubungan dengan berbagai macam subjek. Gambar di atas adalah hasil karya dari Sandai Toyokuni Utagawa (三代歌川豊国).
2. Ukiyo-e memiliki dua gaya pelukisan yang berbeda: cukil kayu dan kuas.
Curly Turkey/Wikimedia CommonsPada zaman Edo, lukisan yang dibuat dari kuas berharga sangat mahal. Ukiyo-e menjadi bagian budaya yang populer di kalangan masyarakat ketika para seniman memulai teknik cukil kayu, yang lebih murah dan lebih mudah diproduksi secara massal.
3. Ukiyo (浮世) memiliki makna gaya masa kini (現代風 - Gendaifuu) dalam bahasa Jepang.
Petrusbarbygere/Wikimedia CommonsUkiyo (浮世) juga memiliki 3 arti lainnya.
1. Ketidakpastian dunia, yang digunakan dalam konteks Buddhis.
2. Kesenangan dunia.
3. Kehidupan atau masyarakat.
Gambar di atas adalah hasil karya dari Hokusai Katsushika (葛飾北斎).
4. Subjek karya Ukiyo-e sangat beragam.
Ray5star/Wikimedia CommonsSubjek yang digunakan pada Ukiyo-e di antaranya adalah: Bijinga (美人画 - Gambar wanita cantik), Yakushae (役者絵 - Gambar aktor Kabuki), Shibaie (芝居絵 - Gambar adegan lakon), Kachouga (花鳥画 - Gambar bunga, burung, ikan), Giga (戯画 - Gambar dengan sentuhan lucu), Shunga (春画 - Gambar dengan subjek seksual), dan masih banyak lagi. Gambar di atas adalah hasil karya Ukiyo-e Bijinga dari Utamaro Kitagawa (喜多川歌麿).
5. Ukiyo-e yang digambar dengan kuas disebut Nikuhitsuga (肉筆画).
BetacommandBot/Wikimedia CommonsNikuhitsuga sudah ada jauh sebelum Ukiyo-e dengan teknik cukil kayu dimulai, dan dilukiskan dengan menggunakan beragam bahan yang berbeda. Contohnya, Byoubue (屏風絵 - Lukisan yang digambar pada layar lipat), Emaki (絵巻 - Lukisan yang digambar pada gulungan), Kakemono (掛け物 - Lukisan yang digambar untuk digantung), Ema (絵馬 - Lukisan yang digambar pada Ema), dan masih banyak lagi. Gambar di atas adalah Byoubue.
6. Ukiyo-e adalah bagian dari budaya masyarakat di Edo.
Curly Turkey/Wikimedia CommonsSejak beralih ke teknik cukil kayu, Ukiyo-e menjadi lebih murah dan mudah didapatkan, serta menjadi bagian dari budaya masyarakat. Mereka mendeskripsikan sopan santun dan tradisi pada masa itu. Ukiyo-e merupakan sumber sejarah yang bernilai untuk mengetahui kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang di masa lalu. Gambar di atas adalah hasil karya dari Utamaro Kitagawa.
7. Ukiyo-e memiliki gaya menggambar yang sangat khas.
Marekich/Wikimedia CommonsSubjek-subjek digambarkan dengan sangat tegas dan jelas. Ukiyo-e memiliki komposisi yang dinamis dan tanpa bayangan. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pelukis ternama Vincent Van Gogh terinspirasi dari Ukiyo-e, dan bagian-bagian yang digambar dengan jelas pada karyanya juga terpengaruh darinya. Gambar di atas adalah salah satu Ukiyo-e yang menginspirasi Gogh, hasil karya Hiroshige Utagawa (歌川広重).
8. Seniman akan mengambil nama belakang gurunya.
Y440~commonswiki/Wikimedia CommonsSeperti Kabuki, ketika seorang seniman menggantikan posisi seniman ternama, mereka akan mengambil nama belakang guru mereka, gayanya pun mungkin akan mirip. Kemudian, mereka akan disebut sebagai kelompok dari ___ (nama belakang seniman), ketika menggambarkan sejarah seni. Gambar di atas adalah hasil karya Sharaku Toushusai (東洲斎写楽). Ia terkenal dengan gaya Yakushae.
Mulai dari sini, saya akan memperkenalkan seniman terkenal Ukiyo-e.
9. Kiyonobu Torii (鳥居清信)
Davepape/Wikimedia CommonsKiyonobu Torii merupakan salah satu seniman Ukiyo-e yang berkembang di pertengahan zaman Edo. Ialah yang mengawali nama Torii dan berspesialisasi dalam menggambar Yakushae dan Bijinga.
10. Hishikawa Moronobu (菱川師宣)
Πrate/Wikimedia CommonsHishikawa Moronobu adalah salah satu pendiri gaya Ukiyo-e. Saat itu, Ia membuat Ukiyo-e yang berbentuk potongan ilustrasi ke dalam buku sebagai bentuk seni. Salah satu karya termasyhurnya yang ditunjukkan pada gambar di atas, "Mikaeri Bijinzu (見返り美人図)" (Wanita Cantik yang Sedang Melihat ke Belakang), dibuat menjadi perangko pada tahun 1948.
11. Harunobu Suzuki (鈴木春信)
Durova/Wikimedia CommonsHarunobu Suzuki juga merupakan seniman Ukiyo-e yang menghiasi pertengahan zaman Edo. Ia terkenal dengan gaya Bijinga yang kurus dan ramping, serta dikenal menguasai teknik menambahkan warna pada cukil kayu Yakushae.
12. Shigemasa Kitao (北尾重政)
DcoetzeeBot/Wikimedia CommonsShigemasa Kitao adalah salah satu seniman Ukiyo-e di pertengahan periode Edo. Ia menghasilkan banyak karya Ehon (絵本), buku bergambar. Salah satu karya Shigemasa yang paling terkenal adalah Ehon yang dikerjakan bersama dengan Shunshou Katukawa (勝川春章), yaitu "青楼美人合姿鏡" (Seirou Bijin Awase Sugata Kagami). Buku ini berisi karya-karya yang menggambarkan Oiran sesungguhnya, dan kehidupan di distrik Yoshiwara.
13. Utamaro Kitagawa (喜多川歌麿)
BotMultichillT/Wikimedia CommonsUtamaro Kitagawa adalah salah satu seniman Ukiyo-e kondang yang namanya sudah dikenal di luar negeri, bersama dengan Hokusai Katsushika. Ia dikenal karena sentuhan garis-garis Bijinga yang halus dan "ramah". Kitagawa menciptakan gaya dengan bagian latar lukisan yang benar-benar kosong, dan lebih berfokus pada suatu sosok.
14. Toyokuni Utagawa (歌川豊国)
Marc Sena~commonswiki/Wikimedia CommonsToyokuni Utagawa juga dikenal sebagai Kumayagomon (熊右衛門) dan Ichiyousai (一陽斎). Toyokuni Utagawa sangat populer karena karya Yakushae yang dibuatnya, dan salah satu hasil karya paling terkenalnya disebut Yakusha Butai No Sugatae" (役者舞台之姿絵). Ia merupakan bagian dari kelompok Utagawa (歌川).
15. Utagawa Kunimasa (歌川国政)
Wmpearl/Wikimedia CommonsUtagawa Kunimasa termasuk seniman Ukiyo-e yang bersinar di akhir zaman Edo. Ia belajar di bawah bimbingan Utagawa Toyokuni dan berspesialisasi pada Yakushae.
16. Eisen Keisai (渓斎英泉)
Yomangani/Wikimedia CommonsEisen Keisai juga salah satu seniman Ukiyo-e yang berkembang di akhir zaman Edo. Ia berspesialisasi pada Giga dan Shunga, serta berprofesi sebagai seorang penulis. Keisai menerbitkan karya-karya yang ia tulis dan menggambar ilustrasinya.
17. Hokusai Katsushika (北斎葛飾)
Durova/Wikimedia CommonsHokusai Katsushika mungkin adalah seniman Ukiyo-e yang paling terkenal di luar negeri. Ada satu pameran individu yang khusus memamerkan semua hasil karya Hokusai Katsushika di Boston. Gambar di atas merupakan karyanya yang paling dikenal, Big Wave.
18. Kunisada Utagawa (歌川国貞)
Fæ/Wikimedia CommonsKunisada Utagawa, dikenal sebagai murid ketiga dari Toyokoku Utagawa, salah satu seniman Ukiyo-e selama zaman Edo. Jumlah karyanya kira-kira mencapai 10,000, ini adalah karya terbanyak yang diciptakan oleh satu orang. Ilustrasinya membuat sebuah gerakan "Genjie" (源氏絵 - Gambar Kisah Genji), yang akhirnya mempengaruhi Kabuki.
19. Chikanobu Youshu (楊洲周延)
MChew/Wikimedia CommonsChikanobu Yoshu adalah salah satu seniman Ukiyo-e yang berkembang selama akhir periode Edo dan awal periode Meiji. Ia berspesialisasi pada lukisan yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat dan Bijinga. Selama zaman Meiji, ia juga melukis pengaruh Barat terhadap masyarakat Jepang, yang ditunjukkan pada gambar di atas.
20. Yoshitoshi Tsukioka (月岡芳年)
Tobosha/Wikimedia CommonsYoshitoshi Tsukioka juga merupakan salah satu seniman Ukiyo-e yang berkembang pada akhir periode Edo dan awal periode Meiji. Yoshitoshi Tsukioka terkenal karena menulis ilustrasi mengerikan dan sadis untuk cerita-cerita horor. Pada buku "Eimei Nijyu-hachi Shu-ku" (英名二十八衆句), ia mengambil adegan berdarah dari Kabuki, dan menggambarkan 11 dari 28 ilustrasi. Pemerintah Meiji melarang buku ini karena dianggap terlalu sadis. Yoshitoshi Tsukioka tidak hanya mempelajari seni Jepang, tetapi juga seni Barat.
The information in this article is accurate at the time of publication.