Mengenal Lebih Dalam Taman Sengan-en & Museum Shoko Shuseikan: Simbol Revolusi Industri Jepang
Terletak di samping Teluk Kinko di Kagoshima dan menghadap ke pulau vulkanik, Sakurajima, Taman Sengan-en adalah tanah milik klan Shimadzu yang memerintah Domain Satsuma (sekarang bagian dari Prefektur Kagoshima). Tepat di sebelahnya terdapat Museum Shoko Shuseikan, pabrik mesin pertama di Jepang. Kedua bangunan ini telah berdiri kokoh melawan arus perubahan dan menyaksikan transformasi Kagoshima menjadi tempat lahirnya revolusi industri Jepang. Pada artikel kali ini, kami akan mengajak Anda mengenal lebih dekat Taman Sengen-en dan Museum Shoko Shuseikan, serta menjelaskan bagaimana keduanya membentuk sejarah Jepang.
This post may contain affiliate links. If you buy through them, we may earn a commission at no additional cost to you.
* Jika biasanya kami mengikuti sistem Hepburn modern untuk meromajikan kata-kata dan nama Jepang, kali ini kami ingin menghormati keputusan keluarga Shimadzu untuk terus menggunakan sistem Hepburn lama di seluruh bagian artikel. Untuk lebih jelasnya silakan baca di sini.
Akses
Taman Sengan-en dan Museum Shoko Shuseikan adalah landmark ikonik Kagoshima. Keduanya dapat dicapai dengan rute bus berikut yang berangkat dari pusat kota Kagoshima ke halte bus Sengan-en Mae.
・Kagoshima City View
kotsu-city-kagoshima.jp/en/e-tourism/e-bus-tabi/
・Bus Machi Meguri (Hanya Bahasa Jepang)
www.iwasaki-corp.com/bus/machimeguri/
・Layanan Bus Umum (Hanya Bahasa Jepang)
Stasiun Kagoshima Chuo ~ Gamo/Kusuda
Ishiki New Town
Rute 561
Gamo/Miyanojo Line
Museum Shoko Shuseikan
Didirikan menjelang akhir zaman Edo (1603 - 1868), Museum Shoko Shuseikan adalah kompleks industri Barat yang terletak di sebelah Taman Sengan-en. Dibangun oleh Nariakira Shimadzu, kepala Domain Satsuma kala itu, sebagai tanggapan atas meningkatnya ancaman dari kekuatan asing. Pabrik tersebut sekarang beralih fungsi menjadi museum untuk menceritakan sejarah Domain Satsuma dan reformasi industri Jepang.
Klan Shimadzu adalah keluarga bangsawan kuno yang berasal dari zaman Kamakura (1185 - 1333). Sebagai penguasa domain paling selatan di Jepang, mereka tidak terlalu dipengaruhi oleh keshogunan (kediktatoran militer) pada saat itu, dan lebih sadar akan perkembangan luar negeri. Jauh sebelum Shuseikan Nariakira Shimadzu muncul, kakek buyutnya, Shigehide, dikenal memiliki kecintaan pada budaya Barat sehingga ia dijuluki daimyo (penguasa feodal) "Holland-holic"*. Perspektif internasional Shigehide inilah yang menginspirasi Nariakira.
*"Holland" sebutan untuk Belanda.
Ketika Nariakira Shimadzu berkuasa, ia mewujudkan ketertarikan kakek buyutnya dengan membuka Shuseikan dan memulai beberapa proyek modernisasi lainnya. Ia berharap dapat meningkatkan produktivitas dan kemandirian Jepang untuk menyamai tingkat negara lain. Meskipun hanya pabrik mesin yang bertahan hingga saat ini, dulunya Shuseikan merupakan kawasan industri yang memproduksi berbagai macam produk, mulai dari logam, senjata, dan kapal hingga produk tekstil, barang rumah tangga, dan kerajinan tangan.
Gambar di bawah menunjukkan sisa-sisa tungku yang dibangun pada tahun 1852 di Shuseikan untuk melemparkan meriam dari besi. Tungku tersebut terletak di sebelah Taman Sengan-en. Jika tidak dapat berkunjung, Anda dapat mengunduh aplikasi di ponsel untuk melihat bentuk aslinya dalam tampilan 3D yang dipulihkan menggunakan teknologi AR!
Shimadzu Satsuma Kiriko
Satsuma kiriko, sejenis kerajinan gelas berwarna yang terkenal di Kagoshima hingga kini, sebenarnya merupakan produk yang lahir dari Proyek Shuseikan! Pajangan cantik ini dijual di Pabrik Gelas Shimadzu Satsuma Kiriko yang ada di dekatnya. Aneka gelas yang berwarna-warni tersebut dihiasi pola halus menggunakan teknik pemotongan yang luar biasa. Kiriko pernah diekspor untuk perdangan luar negeri, diberikan kepada daimyo lain sebagai hadiah, dan bahkan dijadikan mas kawin ketika Atsuhime — istri resmi Iesada Tokugawa, shogun Tokugawa ke-13 Jepang — menikah. Apabila Anda tertarik membawanya pulang untuk kenang-kenangan, Anda harus menyiapkan dana ekstra karena harganya lumayan mahal!
Perlu diketahui, bangunan Pabrik Gelas Shimadzu Satsuma Kiriko dan Starbucks di sebelahnya adalah properti budaya yang direlokasi, dan berasal dari zaman Meiji (1868 - 1912). Luangkan waktu Anda sejenak untuk mengagumi arsitektur kuasi-Barat, yang menampilkan bangunan tinggi khas Barat dan genting hitam khas Jepang!
Ijinkan (Bekas Kediaman Insinyur Asing Kagoshima)
Ijinkan dapat ditempuh dengan berjalan kaki singkat dari Museum Shoko Shuseikan. Bangunan ini dirancang oleh orang Inggris dan dibangun oleh orang Jepang sebagai tempat tinggal para insinyur Inggris yang bekerja di pabrik pemintalan lokal bergaya Barat. Bersama dengan pabrik mesin, reruntuhan tungku, dan "Situs Revolusi Industri Meiji Jepang" lainnya di seluruh negeri, bangunan kayu yang indah ini sama-sama terdaftar dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2015.
Pabrik pemintalan gaya Barat didirikan setelah kematian Nariakira Shimadzu. Domain Satsuma menyusupkan sembilan belas siswa yang dipimpin oleh seorang pemuda bernama Tomoatsu Godai untuk belajar ke Inggris tanpa mendapat izin dari shogun. Kemudian, mereka membawa kembali sekelompok pengrajin dan mesin untuk membuka pabrik pemintalan. Mengingat permusuhan terhadap orang asing pada saat itu dan fakta bahwa Domain Satsuma pernah terlibat pertempuran dengan Inggris, para insinyur Inggris yang bekerja di pabrik dijaga ketat oleh samurai setiap saat, termasuk ketika pergi ke kamar kecil!
Kuil Tsurumine
Kuil Tsurumine terletak di antara Museum Shoko Shuseikan dan Taman Sengan-en, mengabadikan para pemimpin klan Shimadzu terdahulu. Aula utamanya dikelilingi pepohonan tinggi, membuat pengunjung merasa seolah tersandung ke dalam hutan terpencil, padahal sebenarnya hanya beberapa langkah saja dari jantung revolusi industri Jepang. Ya, memang seperti itulah keajaiban kuil-kuil di Jepang.
Taman Sengan-en
Taman-taman di Jepang kerap kali dirancang sedemikian rupa dengan "meminjam" pemandangan di luar lokasi dan menjadikannya milik mereka. Taman Sengan-en menonjol dari taman-taman lain karena berdekatan dengan Teluk Kinko, yang menyajikan pemandangan lautan luas, dan disempurnakan oleh kemegahan Sakurajima sebagai latar belakangnya. Selain itu, taman ini penuh dengan tanaman di bagian selatan Jepang seperti pohon sagu sehingga memberikan kesan unik yang tidak dapat ditemukan di taman terkenal lainnya.
Taman Sengan-en memiliki dua gerbang utama. Gerbang utama berwarna merah yang lebih dekat ke istana ditempa dengan timah yang digali di Domain Satsuma. Namun, alih-alih ke gerbang utama, wisatawan justru dipandu ke gerbang kayu kuno yang menghadap ke Teluk Kinko terlebih dahulu. Gerbang tersebut ditambahkan pada zaman Meiji.
State Guest House menjadi kediaman para tamu terhormat dari luar negeri selama zaman Meiji, tetapi sebelumnya, bangunan itu adalah istana dan rumah klan Shimadzu. Sebagian besar interiornya dibiarkan tetap sama. Di antara seluruh ruangan, bagian ruang tamu memiliki pemandangan terbaik, karena taman dan Sakurajima dapat terlihat. Wajar saja, itu adalah ruangan favorit Tadayoshi Shimadzu, kepala terakhir Domain Satsuma. Ia suka meninjau dokumen resmi dan makan siang, serta sering kali tinggal sepanjang hari di sana.
Gambar di atas menunjukkan pemandangan dari ruang tamu.
Paviliun Bogakuro di taman adalah hadiah dari raja Kerajaan Ryukyu (sekarang Prefektur Okinawa) yang diserahkan kepada kepala Domain Satsuma. Di sinilah Kaishu Katsu, seorang negarawan dan insinyur angkatan laut Jepang, berdiskusi panjang dengan Nariakira Shimadzu ketika mengunjungi domain tersebut selama perjalanannya ke seluruh negeri untuk mengadvokasi pembetukan angkatan laut Jepang. Dalam bukunya, "Hikawa Seiwa", Kaishu mengenang Nariakira yang mengatakan kepadanya bahwa "perlu waktu untuk mengembangkan bakat. Jadi, Anda harus bersabar," dan "Anda perlu menunggu selama sepuluh tahun untuk melihat hasil dari usaha keras Anda."
Nariakira Shimadzu hanya menjadi kepala Domain Satsuma selama delapan tahun sebelum ia meninggal karena sakit. Seolah-olah menunjukkan perkataan Nariakira, pengikut setianya, Takamori Saigo, menjadi tokoh terkemuka dalam Restorasi Meiji setelah kematian sang kepala domain. dan westernisasi Jepang seusai reformasi menjadi bukti atas pandangannya terhadap masa depan dalam membangun Shuseikan.
Ada sebuah kuil kecil di belakang istana yang disebut "Kuil Kucing". Kuil ini memiliki keterkaitan dengan Yoshihiro Shimadzu, seorang jenderal pada Periode Sengoku (1467 - 1615).
Hideyoshi Toyotomi, seorang penguasa feodal yang akhirnya menjadi salah satu orang paling berkuasa di Jepang, pernah memerintahkan Yoshihiro Shimadzu untuk berperang melawan Korea. Ia membawa tujuh ekor kucing untuk bisa mengetahui waktu dengan melihat perubahan pada pupil mereka. Lima ekor kucing mati pada perjalanan tersebut, dan dua ekor lainnya, "Yasu" dan "Mike", berhasil kembali bersama Yoshihiro ke Domain Satsuma. Sejak saat itu, "Yasu" dan "Mike" dipuja sebagai dewa di Kuil Kucing yang dibangun oleh Yoshihiro Shimadzu untuk mereka.
Fasilitas perairan juga bisa Anda temukan di berbagai tempat di sekitar Taman Sengan-en. Selain sistem pasokan air khusus, penerangan taman juga didukung oleh energi hidroelektrik pada zaman Meiji, yang merupakan contoh pembangkit listrik swasta pertama di Jepang!
Taman Sengan-en dan Museum Shoko Shuseikan menawarkan lebih dari sekadar pemandangan indah dan arsitektur megah. Keduanya merupakan representasi dari keinginan kuat dan semangat eksperimental yang dimiliki orang Jepang selama Restorasi Meiji. Meskipun lebih dari satu abad telah berlalu, hasrat mereka melampaui waktu dan menjangkau siapa pun yang menginjakkan kaki di Kagoshima, tempat lahirnya perubahan.
Jelajahi Wilayah Kyushu!
Prefektur Kagoshima hanyalah satu dari tujuh prefektur yang membentuk Kyushu, yang bisa dikatakan sebagai wilayah paling indah dan bersejarah di Jepang. Jika Taman Sengan-en dan Museum Shuseikan menarik minat Anda, kami rasa Anda juga akan suka dengan tempat-tempat lainnya yang ditawarkan Kyushu. Kunjungi situs web resmi pariwisata Kyushu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang apa yang tersedia di wilayah tersebut.
Kunjungi Situs Resmi Kyushu: https://www.visit-kyushu.com/en/
Jika Anda ingin memberikan komentar pada salah satu artikel kami, memiliki ide untuk pembahasan yang ingin Anda baca, atau memiliki pertanyaan mengenai Jepang, hubungi kami di Facebook, Twitter, or Instagram!
The information in this article is accurate at the time of publication.